Friday 11 October 2013

Kesempatan Tidak Datang Dua Kali

     Setiap orang merasa dirinya benar saat melakukan sesuatu atau dalam mengambil sebuah keputusan. Tindakan yang tergesa-gesa atau didasari oleh keadaan yang mendesak atau didasari oleh ego yang tinggi serta gengsi dan sebuah harga diri yang di pasang terlalu tinggi seringkali membuat kita salah dalam memilih suatu tindakan. Tindakan ceroboh seperti ini banyak membuat kita kehilangan sesuatu yang berharga.
     Seperti kata orang "kesempatan tidak datang dua kali". Menurut saya kata-kata itu memang benar, kesempatan tidak akan datang kepada kita dua kali. Kalau kesempatan tidak datang dua kali selanjutnya yang kita lakukan adalah mendatangi atau mencari kesempatan tersebut. Sesuatu yang tidak datang maka harusnya kita menjemputnya.
     Tapi sebelum menjemput kesempatan tersebut haruslah kita melakukan yang namanya introspeksi diri. Pertama kita harus sadar dengan kesalahan apa yang kita lakukan sebelumnya. Selanjutnya memikirkan bagaimana caranya mengakui kesalahan tersebut. Kemudian tahap selanjutnya yang kita lakukan adalah menghapus kesalahan yang telah kita lakukan dan tidak mengulanginya.
     Memang manusia adalah tempatnya salah, akan tetapi manusia tidak melakukan kesalahan yang sama berulang kali. Manusia adalah makhluk yang berfikir. Jika pernah melakukan seuatu kesalahan pastilah dia berfikir untuk tidak melakakannya untuk kedua kalinya.

Wednesday 27 March 2013

Maaf ayah


Tadi malam sekitar jam 7 an aku mencoba makan disebuah tempat di pinggir jalan di daerah Kiara Condong. Semua dalam keadaan yang biasa, dengan makan di tempat biasa, dengan hari yang biasa.
Aku masuk terus memesan sepiring nasi goreng kepada sang penjualnya. Kemudian datang seorang ibu beserta tiga orang anaknya. Cuma keluarga biasa yang memesan makanan untuk mengisi perut mereka, sama sepertiku.
Setelah nasi goreng pesananku jadi, aku menyantap nasi goreng itu. Anak yang duduk disebelahku menanyakan kepada ibunya kapan ayahnya pulang, terus sang ibu menjawab, “papa pulangnya besok malem, pulang kerja baru kerumah”. Aku lihat ada sedikit gurat kekecewaan diwajah anak itu. Beberapa saat kemudian sang anak menghubungi ayahnya melalu HP kemudian menanyakan hal yang sama kepada ayahnya langsung. Hanya percakapan biasa yang terjadi namun aku sedikit berpikir.
Terpikir olehku betapa seorang ayah dalam mencari uang untuk kelangsungan hidup istri dan anaknya. Maafkan aku ayah telah banyak menyia-nyiakan pengorbananmu.

Thursday 21 March 2013

Karma?


Hello rabu pagi, langit pagi ini terlihat sedikit mendung dengan dinginnya menusuk tulang. Hari ini otakku penuh dengan pikiran setelah bertemu dengan seorang teman dan berbincang sendikit dengannya.
Sekitar setahun yang lalu aku pernah berbincang dengannya soal perkuliahan. Setahun yang silam dia kurang lebih sama seperti aku sekitar 1 semester yang lalu, jarang masuk kuliah. Aku memberikan banyak motivasi kepadanya supaya dia rajin masuk kuliah. Akhirnya usahaku berhasil, sekarang dia sudah rajin kuliah lagi.
Tapi cerita seakan berbalik, semua bagai bumerang bagiku, apa yang aku katakan kepadanya sekarang dia punya waktu untuk membicarakan hal yang sama kepadaku. Ini seperti cambuk kenapa aku bisa menjadi seperti dia. Apakah ini karma? Atau apakah aku harus memastikan diriku tidak menjadi seperti itu juga sebelum aku memberikan semangat kepada orang lain? Diluar itu aku cuma ingin berterimakasih, terimakasih teman atas semangatnya.

Tuesday 19 March 2013

Terimakasih


                Selamat siang mentari, terimakasih sudah membuat pagi ku jadi bersinar kembali. Sudah lama aku tidak bertemu dengan pagi secerah ini, terimakasih mentari. Sang rembulan juga ikut serta membuat malamku begitu sendu. Dahulu berasa begitu gelap, sendiri, dan dingin, terimakasih rembulan telah menemani malamku lagi. Yang paling penting terimakasih untuk dia yang mampu buat hariku yg kelam kembali bersinar, yang membuatku mampu membedakan yang mana terang dan yang mana gelap, yang mampu menggerakkan awan menjadikan langit lebih indah, terimakasih untuk dia.
                Mohon maaf kepada sang waktu, kau begitu tak bersahabat saat ini. Mengapa aku dengannya waktu sangat tidak mendukung? Begitu sebentar rasanya engkau berlalu, tapi mengapa setiap aku ingin bertemu dengannya kau seakan merangkak begitu lama sampai pada harinya? Sang waktu tolonglah bersahabat sedikit kepadaku saat ini.
                Untukmu buatlah diriku selalu seperti ini karena aku tidak ingin kembali ke masa yang tidak aku ingini itu. Terimakasi kepada semua, kecuali sang waktu.



Catatan seorang manusia yang sedang menikmati hari yang sangat indah

Wednesday 20 February 2013

Kecut Hati


Sudah cukup pahit rasanya ketika ku ingat kembali masa itu. Setengah kehidupanku hancur. Aku merusak kuliah, kehilangan semangat, bahkan sampai kehilangan teman.
Sudah ku tutup lebaran kelam dimasa itu. Sudah cukup rasanya merasakan hancur dan kehilangan semangat untuk bangkit.
Ketika aku sudah mulai bangkit kenapa dia malah masuk ke hidupku lagi? Seperti berhadapan dengan lubang yang sama ketika kau pernah jatuh, tentunya karena kau tau itu sakit maka kau tidak akan pernah mau lagi jatuh ke lubang itu. Itulah posisi diriku saat itu, antara takut dan mau, tidak ingin mengulangi kejadian yg sama untuk kedua kalinya dengan orang yang sama.
Waktu berjalan sesuai dengan keinginan ku. Saat ini hatinya sudah aku dapatkan. Semua lancar seperti tanpa ada halangan. Aku bahagia sekarang, setiap hari berkomunikasi, hampir setiap hari dia berkunjung ke tempat ku. Impian yang dahulu pernah muncul dan kemudian jatuh sekarang berhasil aku dapatkan.
Dibalik kebahagiaan itu terselip di dalam hati rasa takut. Takut kehilangan tentunya. Ini berawal ketika aku mengetahui seorang teman juga menyukainya. Memang aku akui banyak orang seperti temanku tersebut, tapi yang membuat aku takut adalah bahwa posisi teman ini layaknya aku dahulu ketika dia masih bersama pacar sebelumnya.
Semoga apa yang aku takutkan ini tidak pernah terjadi

Wednesday 2 January 2013

Aku?


                Tak terasa ini sudah tahun 2013, cukup lama semenjak terakhir kali aku tuliskan sesuatu di blog ini. Aku ingin sedikit bercerita kenapa aku tidak menuliskan sesuatu disini.
                Selama satu semester terakhir hidup ku kacau, aku mengacaukan segalanya. Ini semua berawal dari seorang gadis yang berujung pada hidupku. Entah kenapa, ini rasanya begitu bodoh ketika hidupku bisa hancur oleh karena seseorang. Kuliah ku menjadi kacau, aku kehilangan teman, aku kehilangan segalanya, aku seperti menjadi alien dalam kehidupan nyata, aku bagaikan orang yang cuma hidup sendiri di bumi.
                Kuliah ku kacau, ada sekitar 4 bulan aku tidak masuk kuliah padahal dalam kuliah, semester ini ada semester terbaikku, aku sudah mencapai ipk 3 koma lebih, ini merupakan pencapaian terbaikku selama aku kuliah.
                Dalam kuliah bisa dibilang ini sudah setengah jalan lebih, harusnya aku lebih serius dalam kuliah, tapi apa yang aku lakukan? Aku menghancurkan semuanya, dari 24 sks yang aku ambil hanya beberapa mata kuliah yang bisa aku ikuti UAS nya, walaupun bisa ikut UAS aku yakin nilaiku tidak akan baik. Dari seluruh mata kuliah yang aku ikuti, tidak sedikit pun aku membuat tugas dan mengikuti UTS. Ini adalah semester terburuk yang aku jalani.
                Aku sadar perbuatanku, aku tau bahwa aku harus berubah, aku tidak boleh tetap berada di lubang hitam ini, aku harus keluar. 2 bulan terakhir aku mencoba memperbaiki semuanya, tapi begitu sulit, kuliahku sudah tidak bisa diperbaiki lagi, nilaiku sudah pasti hancur, ini membuat aku kehilangan semangat lagi, kawan yang dulunya perduli sekarang sudah tidak, aku merasa seperti itu.
                Ingin sekali aku keluar dari lubang ini, tapi aku belum menemukan caranya. Semangat ku sudah luntur. Telah beberapa cara aku coba, mungkin untuk soal kuliah aku bisa memperbaikinya di semster baru, karena semster ini sudah masuk ke jadwal UAS, aku sudah tidak bisa lagi memperbaiki kuliahku di semster ini. Untuk masalah teman mungkin harus aku berawal dari diriku sendiri dulu, sehingga mereka bisa seperti dulu lagi.
                Sekarang yang menjadi masalah diriku adalah menumbuhkan semangat diriku sendiri. Sampai saat ini, walaupun aku sudah tau langkah-langkah yang harus aku jalani untuk merubah semua itu, tapi semangatnya belum aku dapatkan, mungkin jika rencana itu sudah aku jalani aku akan berbuat hal yang sama seperti semester ini.
                Seorang teman beberapa jam yang lalu bertanya. “Siapa itu Mufti Agusta”. Aku tidak bisa menjawab, aku sendiri tidak tau siapa diriku ini, apa tujuanku dan apa harapanku dalam hidup. Ingin sekali rasanya aku kembali ke pertengahan tahun kemarin, akan aku ubah semua kesalahan yang membuat aku menjadi seperti ini.
                Aku cuma berharap pada tahun ini aku tidak menjadi diriku di setengah semster akhir tahun kemarin dan aku ingin tau siapa diriku, apa tujuanku dan apa harapanku dalam hidup.