Tuesday 15 March 2016

Menuju Batas

Tak mati matahari tenggelam
Tak habis air mengalir
Tak lenyap bulan menghilang
Tak kering air mata keluar
Tak bisu lidah bersuara

Singgasana megah kosong tak tenang
Merayapa rayap menggerogoti
Kokoh kuat tak lagi
Lapuk sudah sesal menjajal
Ajari batu keras nan angkuh

Riaklah air dangkal mengalir
Laut tak lain tujuan pasti
Panjang jalan pasti berujung
Sadarlah kijang sombong berlari

Diam hanya malam tak berpenghuni
Tenang danau cuma sebentar
Malam takkan kekal
Air kan beriak kembali

Monday 14 March 2016

Dahan

       Hai, Blog. Terimakasih sudah menyambut kembali, sudah lama tidak bertemu.
       Banyak sudah bulan telah berlalu saat terakhir kali mencurahkan hati disini, mungkin karena masih ada tempat bercerita. Sekarang semua tempat seakan menghilang, merasa meninggalkan atau bahkan ditinggalkan. Sebenarnya banyak sekali cerita yang ingin aku kabarkan, tapi sudah banyak yang dilupakan dan terlupakan.
       Saat ini aku mencoba memperbaiki kesalahan, membenarkan pemahaman. Sepertinya sudah terlalu jauh aku membuat kesalahan, sudah terlalu dalam luka yang aku gores sendiri. Maaf aku terlah membuat bunga tak lagi mekar pada dahan ku.
       Ingin aku ambil lagi dan ku ikat kembali dahan yang patah, terlalu membiarkan diri untuk berusaha merawat telah membuatnya patah diterbangkan angin. Kini angin sudah terbangkan. Tak ingin membiarkannya terbang jauh, Sekarang aku mencoba raih kembali. Aku sedang berusaha.
Seandainya dahan dapat ku gapai, ingin aku mengikat kembali dan menjaga, karena yang patah akan mudah lepas.
       Maaf telah membuat lepas. Aku sedang mengejar.
       Memang benar, yang membuat kita tersandung dan terjatuh adalah bebatuan kecil, bukan batu yang besar.