Sunday 19 June 2011

Pemikiran Primitif

Air dingin dalam cangkir menemani malam yang larut ini.
Memulai mengolah pemikiran yang sudah mulai buntu.
Mendengarkan keluh-kesah cerita teman.
Mengenai asmaranya yang hancur karena pemikiran primitif.
Memutuskan hubungan karena pacarnya sudah memiliki pekerjaan.
Yang takut jika pemikiran pacarnya itu melanjutkan kehubungan yang lebih serius.
Dia apa? Masih kuliah, masih menerima dari orang tua.
Itulah pokok masalahnya.
Ku coba memulai untuk menghidupkan sebatang rokok yang baru ku ambil dari bungkusnya.
Mencerna permasalahan yang terjadi.
Sebenarnya masalahnya simpel.
Tapi sekarang sudah rancu karena pemikirannya sendiri.
Aku sendiri bingung akan itu.
Masih bingung sendiri aku memikirkan masalahnya.

Saturday 11 June 2011

Dedikasi untuk orang tua tercinta

Satu malam satu lembar saja!!
Diam & mulailah belajar!!
Bukankah janjimu ingin jadi SARJANA?
Janganlah membuat mereka meneteskan air mata!
Baju toga itu, mengeringkan semua keringat mereka!
Menghapus air mata mereka!
Membayar semua pengorbanan mereka!
Ingat..! Bukan emas & permata sebagai bentuk balas jasa!
Hanya kata - kata sederhana!
SARJANA Saja!!
Lupakah kau waktu mereka mengantarmu ke kota?
Mereka pulang lalu bercerita kepada siapa saja bahwa anak mereka sekarang kuliah dan menjadi calon SARJANA!
Mereka lalu menjual apa pun yang ada!
Mereka Mulai menghemat uang belanja!
Tetap bekerja walaupun HUJAN DAN PANAS!  yang mereka rasakan!mencoba tetap tersenyum walaupun hidup dalam kekurangan, kita tak pernah tau, mereka berlari kesana kemari mencari pinjaman saat kita tiba tiba telepon atau sms meminta untuk dikirim. Semua itu demi ANAKNYA yang tercinta.
(DEDIKASI UNTUK AYAH DAN IBU TERCINTA)

Thursday 2 June 2011

Percakapan Satu Arah

X : ntar kalau ke US berarti stop dulu yah setahun? kalau udah balik baru lanjutin ke kelas 3?
Y : yap
X : di US berarti pakai orang tua asuh dek?
Y : yap


    Menyedihkan sekali sepertinya jika anda yang menjadi si X bukan? Begitulah saya yang mencoba mendekati seorang wanita. Sedih sih iya, memang sedih jika setiap percakapan yang anda lakukan kepada seorang wanita yang anda dekati hanya seperti melakukan interview kepada seorang karyawan baru yang dimana anda adalah orang yang meng-interview karyawan itu. Pasti anda tidak pernah menginginkan itu, karena anda ingin melakukan pendekatan bukan? Tapi ya... begitulah proses yang harus dijalani jika ingin mendekati seseorang.
      Yang seperti ini bukanlah yang pertama bagi saya, karena sebelumnya saya juga pernah melakukan hal ini dengan perlakuan yang sama. Tapi toh saya akhirnya dapet juga itu yang saya dekati. Malahan dulu lebih sakit rasanya, saya melewati fase dimana jika diajak berkomunikasi dia malah tidak menjawab.
      Kalau yang ini memang sih saya tidak juga mendapatkan itu, tapi tidak lama seperti yang sebelum nya. Kalau berbicara soal wanita ini, dia sepertinya mempunya wawasan yang luas, dan yang paling penting dia anak yang mendalami ilmu agama sepertinya. Soalnya dia bergabung dalam oraganisasi rohis pada sekolahnya.
       Aku ingin sekali dekat dengan wanita seperti itu, karena bisa membantu ku untuk merubah kelakuan diri sendiri yang bisa dibilang jauh dari apa yang diperintahkan oleh agama. Semoga aku bisa mendapatkan nya, mungkin dia bisa merubah sifat ku dan kelakuan ku menjadi lebih baik. Amin!

Berharap? boleh lah tapi jangan terlalu Tinggi!

        Haha dasar bodoh. Begitulah yang seharusnya aku ucapkan pada diriku. Masih menanti yang tak pasti? Iya jawabannya adalah iya, aku masih menunggu abu-abu yang tak tau warna apa yang akan terjadi, apakah hitam atau putih. Dunia maya begitu lekat di diriku sehingga aku menggantungkan hatiku padanya. Entah siapa orang yang aku dekati. Jangankan melihat kepribadiannya, wajahnya saja secara langsung belum aku lihat.
         Cara seperti dulu katamu? Tolol, dahulu itu kau pernah bertemu dengannya, jarak kau pun dekat! Kini apa apa yang kau punya? Jaraknya pun jauh, jangan lagi orang nya, di paling tidak hebat pertengahan tahun ini dia mau pertukaran pelajar. Kau apa? Kuliah saja kau malas, tugas pun tak kau kerjakan, belajar apalagi. Begitu aku melawan rasa yang tiba-tiba datang.
          Hei punuk! Berhentilah kau merindukan bulan, bulan kau tak akan datang padamu. Pesawat pun kau tak punya untuk sampai ke bulan, nihil! Begitulah seharusnya aku melawan perasaanku. Sesuatu yang diinginkan tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada realita.

Wednesday 1 June 2011

Lantai

Pijakan kau bertahan
Menahan beban hidupmu dengan segala daya
Menjaga dirimu tetap berdiri tegak
Menguatkan untuk tak terbenam
Tempat kau bertahan

Kau hempas dengan berat tubuhmu
Kau pijakan kakimu
Kau papah kan langkahmu
Untuk sebuah tempat berdiri

Lantai yang kokoh
Mengalahkan gravitasi yang tak pernah habis
Berdiri tegap melawan alam
Tempat kau untuk tetap ada
Lantai