Untuk hal seperti sakit seperti
ini ada satu hal yang selalu aku rindukan, yaitu sentuhan orang tua, sahabat,
maupun pacar atau apapun namanya yang memiliki hubungan emosional. Sedikit naif
aku beranikan diri untuk berkelana di negeri orang tanpa salah satu yang di
sebutkan yang kemudian dihadapkan pada kenyataan seperti ini.
Orang tua tidak mungkin aku bawa
pada perjalanku, aku juga harus menerima kenyataan bahwa keinginan ini
bertujuan juga agar hidup mandiri, jauh dari orang tua. Agak munafik kalau orang
tua dibawa pada perjalananku untuk “mencari sarang angin” istilah pada sebuah
novel yang pernah ku baca dalam mencari hikmah hidup.
Sahabat ku pun memiliki jalannya
sendiri untuk menjalani hidup, tidak bisa aku memaksa kehendak supaya mereka
menempuh jalan yang sama, bahkan aku sendirilah yang menyuruh mereka
menjalankan hal yang berbeda dalam ini tapi memiliki tujuan yang sama.
Pacar?, entahlah. Ada sesuatu hal
yang harus aku jalani untuk berangan memilikinya. Tinggal 1 tahap lagi
menurutku, namun seperti tindakan seakan aku tidak mau untuk hal itu sekarang
ini. Terserahlah mau berfikir apa, namun nanti juga akan jelas pada waktunya.
Sakit ku ini sudah 4 hari sebetulnya,
namun sebelum perjalanan liburan paginya sudah sangat jauh mendingan. Tapi
karena ini sangat sayang untuk di lewatkan, aku berusaha untuk menghilangkan
sakit ini sebentar, menjelang “pesta” ini selesai. Sekarang aku tanggung
sendiri resikonya, bukannya sembuh tapi malah semakin menjadi.
Senang tentunya bisa ikut dalam
“pesta” keluargaku ini, sangat menyenangkan, ada beberapa hal yang membuatku
senang. Namun juga ada beberapa hal yang membuatku agak terdiam. Akan hal itu
dan juga penyakit yang semakin menjadi ini. Untuk sekarang aku berharap agar
hal itu cepat terselesaikan dan penyakit ini sembuh secepatnya.