Saturday 3 December 2011

30 September


Tuhan sampaikan amarah
Luluh-lantahkan kotaku
Goyangkan bumi panas
Hancurkan indahnya kota
Mungkin itu cara-Mu panggil sebagian orang dikotaku
                Rumah, Bangunan, Gedung tak indah
                Merayap bagaikan tentara perang
                Sejajar, sama tempat ku berdiri
                Tak kokoh lagi
                Tak sombong lagi menjulang kelangit
                Tak seperti kala dia kuat
Bumi indahku bagai kota tak berpenghuni
Kotaku sepi
Tak banyak lagi
Malam tak ramai lagi
Tak seperti gempita malam biasanya
Sebagian orang telah Kau panggil
Termasuk temanku, sahabatku, orang kasihku
Aku tak menghujatmu Tuhan
Mungkin itu sudah takdirnya
Yang dia sepakati dengan-Mu sebelum dikirim ke dunia
                Tak ada lagi tawa candanya
                Hilang sudah ramahnya
                Terkubur bersama jasadnya
                Tinggalkan pusara untuk kita
                Rumah terakhir nan abadi sang jasad
                Tempat renungan bagi nan hidup
Hilang semua cita mu
Musnah semua harap mu
Bumi ini sudah bukan tempatmu
Kau tinggalkan aku, keluargamu, sahabatmu
Menyisakan bekas kenangan denganmu
Canda tawamu
Ramah bicaramu
                Tak kujadikan itu sebuah penyesalan
                Tak kujadikan itu sebuah hujatan
                Kujadikan itu sebuah kenangan
                Kenangan indah bersamamu
                Untuk selamanya

Ardila Hermaniar Tulasmi
Lahir tanggal 17 Mei 1992
Wafat tanggal 30 September 2009
Seorang sahabat yang telah mendahului

No comments:

Post a Comment