Tuhan sampaikan amarah
Luluh-lantahkan kotaku
Goyangkan bumi panas
Hancurkan indahnya kota
Mungkin itu cara-Mu panggil sebagian orang dikotaku
Rumah, Bangunan, Gedung tak indah
Merayap bagaikan tentara perang
Sejajar, sama tempat ku berdiri
Tak kokoh lagi
Tak sombong lagi menjulang kelangit
Tak sombong lagi menjulang kelangit
Tak seperti kala dia kuat
Bumi indahku bagai kota tak berpenghuni
Kotaku sepi
Tak banyak lagi
Malam tak ramai lagi
Tak seperti gempita malam biasanya
Sebagian orang telah Kau panggil
Termasuk temanku, sahabatku, orang kasihku
Aku tak menghujatmu Tuhan
Mungkin itu sudah takdirnya
Yang dia sepakati dengan-Mu sebelum dikirim ke dunia
Tak ada lagi tawa candanya
Hilang sudah ramahnya
Terkubur bersama jasadnya
Tinggalkan pusara untuk kita
Rumah terakhir nan abadi sang jasad
Tempat renungan bagi nan hidup
Hilang semua cita mu
Musnah semua harap mu
Bumi ini sudah bukan tempatmu
Kau tinggalkan aku, keluargamu, sahabatmu
Menyisakan bekas kenangan denganmu
Canda tawamu
Ramah bicaramu
Tak kujadikan itu sebuah penyesalan
Tak kujadikan itu sebuah hujatan
Kujadikan itu sebuah kenangan
Kenangan indah bersamamu
Untuk selamanya
Ardila Hermaniar Tulasmi
Lahir tanggal 17 Mei 1992
Wafat tanggal 30 September 2009
Seorang sahabat yang telah mendahului
No comments:
Post a Comment