Wednesday 27 March 2013

Maaf ayah


Tadi malam sekitar jam 7 an aku mencoba makan disebuah tempat di pinggir jalan di daerah Kiara Condong. Semua dalam keadaan yang biasa, dengan makan di tempat biasa, dengan hari yang biasa.
Aku masuk terus memesan sepiring nasi goreng kepada sang penjualnya. Kemudian datang seorang ibu beserta tiga orang anaknya. Cuma keluarga biasa yang memesan makanan untuk mengisi perut mereka, sama sepertiku.
Setelah nasi goreng pesananku jadi, aku menyantap nasi goreng itu. Anak yang duduk disebelahku menanyakan kepada ibunya kapan ayahnya pulang, terus sang ibu menjawab, “papa pulangnya besok malem, pulang kerja baru kerumah”. Aku lihat ada sedikit gurat kekecewaan diwajah anak itu. Beberapa saat kemudian sang anak menghubungi ayahnya melalu HP kemudian menanyakan hal yang sama kepada ayahnya langsung. Hanya percakapan biasa yang terjadi namun aku sedikit berpikir.
Terpikir olehku betapa seorang ayah dalam mencari uang untuk kelangsungan hidup istri dan anaknya. Maafkan aku ayah telah banyak menyia-nyiakan pengorbananmu.

Thursday 21 March 2013

Karma?


Hello rabu pagi, langit pagi ini terlihat sedikit mendung dengan dinginnya menusuk tulang. Hari ini otakku penuh dengan pikiran setelah bertemu dengan seorang teman dan berbincang sendikit dengannya.
Sekitar setahun yang lalu aku pernah berbincang dengannya soal perkuliahan. Setahun yang silam dia kurang lebih sama seperti aku sekitar 1 semester yang lalu, jarang masuk kuliah. Aku memberikan banyak motivasi kepadanya supaya dia rajin masuk kuliah. Akhirnya usahaku berhasil, sekarang dia sudah rajin kuliah lagi.
Tapi cerita seakan berbalik, semua bagai bumerang bagiku, apa yang aku katakan kepadanya sekarang dia punya waktu untuk membicarakan hal yang sama kepadaku. Ini seperti cambuk kenapa aku bisa menjadi seperti dia. Apakah ini karma? Atau apakah aku harus memastikan diriku tidak menjadi seperti itu juga sebelum aku memberikan semangat kepada orang lain? Diluar itu aku cuma ingin berterimakasih, terimakasih teman atas semangatnya.

Tuesday 19 March 2013

Terimakasih


                Selamat siang mentari, terimakasih sudah membuat pagi ku jadi bersinar kembali. Sudah lama aku tidak bertemu dengan pagi secerah ini, terimakasih mentari. Sang rembulan juga ikut serta membuat malamku begitu sendu. Dahulu berasa begitu gelap, sendiri, dan dingin, terimakasih rembulan telah menemani malamku lagi. Yang paling penting terimakasih untuk dia yang mampu buat hariku yg kelam kembali bersinar, yang membuatku mampu membedakan yang mana terang dan yang mana gelap, yang mampu menggerakkan awan menjadikan langit lebih indah, terimakasih untuk dia.
                Mohon maaf kepada sang waktu, kau begitu tak bersahabat saat ini. Mengapa aku dengannya waktu sangat tidak mendukung? Begitu sebentar rasanya engkau berlalu, tapi mengapa setiap aku ingin bertemu dengannya kau seakan merangkak begitu lama sampai pada harinya? Sang waktu tolonglah bersahabat sedikit kepadaku saat ini.
                Untukmu buatlah diriku selalu seperti ini karena aku tidak ingin kembali ke masa yang tidak aku ingini itu. Terimakasi kepada semua, kecuali sang waktu.



Catatan seorang manusia yang sedang menikmati hari yang sangat indah